Yogyakarta, 01/10/2024 – Pengajian Bulanan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) kembali digelar untuk periode September 2024. Acara yang berlangsung pada Sabtu, 28 September 2024, ini menjadi salah satu momen penting bagi civitas academica FKIP UAD untuk berkumpul dan mempererat tali silaturahmi sembari mendalami tema keislaman. Berlokasi di Ruang Serbaguna Lantai 10, Gedung Utama Kampus 4 UAD, acara ini menghadirkan antusiasme yang luar biasa dari seluruh peserta.
Sejak pagi hari, suasana di Kampus 4 UAD sudah terlihat ramai dengan kehadiran para dosen, staf, dan mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan FKIP UAD. Tidak hanya para pengajar dan mahasiswa, tenaga kependidikan (tendik) FKIP UAD juga turut meramaikan acara ini, menciptakan suasana hangat dan penuh kekeluargaan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen FKIP UAD untuk tidak hanya mengembangkan kualitas akademik, tetapi juga memperkuat spiritualitas dan etos kerja melalui kajian keislaman yang rutin dilaksanakan setiap bulannya.
Pengajian kali ini diselenggarakan oleh tiga program studi unggulan di FKIP UAD, yaitu Program Studi Magister Pendidikan Vokasi, Pendidikan Vokasional Teknologi Otomotif (PVTO), serta Pendidikan Elektronika dan Informatika. Ketiga prodi tersebut berkolaborasi dengan sangat baik dalam mempersiapkan kegiatan, mulai dari pengaturan teknis hingga penyusunan materi, sehingga acara dapat berjalan dengan lancar dan tertata rapi.
Dalam sambutannya, Dekan FKIP UAD, Muhammad Sayuti, M.Pd., M.Ed., Ph.D., mengungkapkan rasa syukurnya atas kehadiran dan partisipasi seluruh civitas academica FKIP UAD. Ia juga memberikan apresiasi khusus kepada Program Studi PVTO, yang menjadi salah satu penyelenggara pengajian kali ini, karena telah menunjukkan dedikasi tinggi dalam mempersiapkan kegiatan ini.
“Terima kasih kepada seluruh panitia, terutama Prodi PVTO dan dua prodi lainnya yang telah bekerja keras menyukseskan pengajian kali ini. Saya juga mengajak Bapak dan Ibu semua untuk terus menjaga rutinitas pengajian ini. Insyaallah, Allah memberikan kelembutan hati kepada kita semua, dan pengajian ini dapat menjadi salah satu cara kita meningkatkan spiritualitas serta kebersamaan,” ujar Sayuti dalam sambutannya.
Tema yang Menggugah dan Narasumber Berwibawa
Tema pengajian bulan ini adalah “Amal Shalih dalam Quran,” yang menjadi topik relevan untuk direnungkan oleh setiap muslim. Dr. Nur Kholis, S.Ag., M.Ag., yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) di UAD, hadir sebagai narasumber utama. Dengan penguasaan materi yang mendalam, Dr. Nur Kholis memberikan pemaparan yang menarik tentang pentingnya amal shalih dalam kehidupan sehari-hari, baik secara spiritual maupun sosial.
Dalam paparannya, Nur Kholis menjelaskan bahwa amal shalih merupakan salah satu konsep fundamental dalam ajaran Islam. Kata “amal” dalam bahasa Arab berarti tindakan atau perbuatan yang dilakukan dengan maksud dan tujuan tertentu. Dalam Al-Quran, ada dua konteks utama di mana kata “amal” digunakan, yaitu ‘Amiluw al-shalihat, yang berarti amal dalam konteks positif (amal baik), dan ‘Amiluw al-sayyiat, yang mengacu pada amal buruk atau perbuatan negatif.
Nur Kholis kemudian melanjutkan dengan memberikan definisi amal shalih secara sederhana, yakni perbuatan atau aktivitas yang baik dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Ia mengutip pandangan beberapa ulama, salah satunya adalah Muhammad Quraish Shihab, yang mengartikan amal shalih sebagai amal yang diterima dan dipuji oleh Allah SWT. Sementara itu, Syekh Muhammad al-Ghazali mengartikan amal shalih sebagai usaha atau tindakan yang dilakukan untuk berkhidmat kepada agama.
“Amal shalih bukan hanya soal ibadah ritual semata, tetapi juga melibatkan aspek sosial, etika, dan moral. Islam mengajarkan kita untuk tidak hanya berbuat baik kepada Allah, tetapi juga kepada sesama manusia dan seluruh makhluk di muka bumi ini,” ungkap Nur Kholis.
Lebih lanjut, Nur Kholis juga memaparkan empat tolak ukur agar amal perbuatan disenangi dan diterima oleh Allah SWT. Pertama, ikhlas, yang berarti perbuatan dilakukan semata-mata karena mengharap ridha Allah, bukan demi pujian atau penghargaan dari manusia. Kedua, shalih, yang berarti amal tersebut dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tuntunan agama, dan memenuhi aspek profesionalitas. Ketiga, bermanfaat, yang berarti amal tersebut memberikan dampak positif bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan umat manusia secara umum. Terakhir, ada unsur inovasi dan perbaikan, di mana amal shalih diharapkan mampu meningkatkan kualitas diri dan tidak sekadar menjadi rutinitas formal.
Nur Kholis juga menekankan bahwa ikhlas tidak berarti bekerja seadanya, tetapi tetap berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap perbuatan, meski tidak ada pujian atau penghargaan dari orang lain. “Ikhlas itu bukan seadanya. Mau diberikan penghargaan atau tidak, kita tetap harus beramal secara profesional,” tegasnya.
Jenis-Jenis Amal Shalih dan Manfaatnya
Dalam materi selanjutnya, Nur Kholis membahas beberapa jenis amal shalih yang diajarkan dalam Al-Quran. Pertama, aspek teologis, yang berkaitan dengan penegasan tauhid, yaitu keyakinan bahwa hanya Allah yang layak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kedua, aspek etika-moral, yang melibatkan perbuatan baik kepada orang tua, kerabat, anak yatim, dan kaum miskin. Selain itu, berbicara dengan baik dan tidak menyakiti hati orang lain juga termasuk dalam kategori amal shalih. Ketiga, aspek ibadah ritual formal-sosial, di mana umat Islam diwajibkan untuk menegakkan shalat dan membayar zakat. Terakhir, menepati janji dan memanfaatkan waktu dengan baik juga termasuk dalam amal shalih yang harus dipelihara oleh setiap muslim.
Nur Kholis mengakhiri materinya dengan sebuah pesan mendalam. “Setiap amal shalih yang kita lakukan akan mendapatkan balasan, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, amal shalih akan membuat kita hidup dengan lebih tenang dan bahagia, karena kita tidak akan merasa khawatir atau cemas. Sedangkan di akhirat, Allah telah menjanjikan balasan surga bagi mereka yang senantiasa beramal shalih.”
Beliau juga mendorong seluruh peserta untuk terus memperbanyak amal shalih dalam kehidupan sehari-hari. “Perbanyaklah amilus shalihah agar kita tidak perlu merasa khawatir selama hidup di dunia,” tutup Nur Kholis.
Antusiasme dan Harapan ke Depan
Kegiatan pengajian ini berjalan dengan sangat lancar, berkat koordinasi yang baik dari pihak panitia, terutama dari Prodi PVTO UAD yang menjadi salah satu penyelenggara utama. Seluruh rangkaian acara berlangsung dengan penuh semangat dan diikuti oleh peserta dengan antusiasme yang tinggi. Keterlibatan civitas academica, mulai dari dosen hingga tendik, menciptakan suasana hangat dan penuh kekeluargaan, sehingga memperkuat ikatan di antara semua pihak yang hadir.
Keberhasilan penyelenggaraan pengajian ini juga menjadi bukti bahwa Prodi PVTO UAD, sebagai salah satu prodi unggulan di FKIP UAD, mampu berkontribusi secara signifikan dalam menciptakan kegiatan akademis dan spiritual yang bermakna. Program studi ini tidak hanya unggul dalam bidang akademik dan vokasional, tetapi juga dalam mendukung kegiatan keagamaan yang memberikan manfaat bagi seluruh civitas academica UAD.
Di akhir acara, harapan disampaikan oleh Dekan FKIP UAD agar pengajian ini bisa terus menjadi agenda rutin yang menginspirasi dan mempererat hubungan antar civitas academica. “Semoga semangat untuk memperbanyak amal shalih dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan ini terus tumbuh di lingkungan FKIP UAD. Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi pengembangan diri kita, baik secara spiritual maupun sosial,” tutup Sayuti.
Dengan suksesnya penyelenggaraan ini, Prodi PVTO UAD bersama dengan dua prodi lainnya di FKIP UAD diharapkan terus berinovasi dalam mengadakan berbagai kegiatan yang mendukung pengembangan akademik dan spiritual di lingkungan universitas. (DPP)